On Everything

Mei 15, 2013

Sea World, Kini dan Masa Depan

Filed under: Tentang Pendidikan — Oni Suryaman @ 3:45 am
Tags:

Dua puluh tahun yang lalu, saya masih ingat saat saya berdecak kagum ketika mengunjungi Sea World untuk pertama kalinya. Waktu itu saya masih seorang anak desa yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Gemerlapnya Jakarta, terutama diwakili oleh Taman Impian Jaya Ancol membuat bocah kampung seperti saya terpukau. Ada semacam kerinduan untuk kembali menyambangi Sea World setelah saya bermukim di Jakarta di tengah kesibukan aktivitas pekerjaan untuk mengulangi memori itu. Hingga suatu hari, saya menyempatkan diri untuk kembali mengunjungi Sea World sekadar untuk pengobat rindu dan mengembalikan memori lama.

Percikan dari masa lalu itu kembali muncul saat saya mulai memasuki gerbang Sea World di Ancol. Tapi ada sesuatu yang mengganggu, ternyata Sea World yang sekarang masih sama seperti Sea World dalam bayanganku dua puluh tahun yang lalu. Di saat itu, masih ada President Taxi yang membawaku ke Ancol, Pop Mie baru muncul di pasaran, dan telepon masih sebatas telepon rumah. Kini, di era Trans Jakarta, telepon seluler dan komputer tablet di mana-mana, Sea World tampak tidak berubah.

Sea World, sebagaimana sebagian besar tempat wisata edukasi di Indonesia, memang tampak tidak banyak berubah wajah seiring dengan berjalannya waktu. Mungkin ada perubahan koleksi di sana-sini; ada ikan yang baru, ada juga ikan yang mati. Mungkin ini disebabkan oleh faktor wisata yang lebih ditekankan daripada faktor edukasi dalam pengelolaannya. Jika orang mengunjungi Sea World sekadar untuk relaksasi, maka ia tidak banyak berharap selain melihat berbagai ikan di dalam akuarium raksasa; dengan demikian Sea World telah memenuhi keinginan mereka. Tapi, jika seseorang berharap mengunjungi Sea World untuk mendapatkan ilmu, khususnya ilmu biologi kelautan, maka Sea World masih banyak harus berbenah.

Menyiapkan sebuah tempat wisata sekaligus edukasi memang tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan banyak wahana lain yang lebih wah dan lebih meriah. Di satu pihak ia mengemban misi pendidikan, dan di pihak lain ia harus tetap menarik untuk dikunjungi. Di dalam tulisan ini saya akan mencoba melihat beberapa kemungkinan pengembangan yang dapat dilakukan oleh Sea World sebagai sebuah tempat wisata pendidikan.

Fasilitas Pemandu

Yang paling utama adalah fasilitas pemandu. Tanpa adanya panduan, sebuah tempat wisata edukasi tidak ada bedanya dengan sebuah mal yang membiarkan pengunjungnya berkeliaran sesuka hati. Pemandu bisa memberikan arahan kepada para pengunjung sehingga mereka benar-benar mendapatkan ilmu sewaktu berkunjung. Pemandu juga dapat membuat tempat wisata terlihat lebih tertib, tidak dipenuhi oleh anak-anak yang keluyuran tanpa bimbingan. Ullen Sentalu, sebuah museum budaya Jawa di Kaliurang, Yogyakarta, bisa dijadikan sebuah contoh. Begitu kita memasuki gerbang museum, para wisatawan langsung dipandu, dengan beberapa pilihan bahasa: bahasa Indonesia, Jawa, Inggris dan juga Jepang. Para wisatawan pun dikenalkan dengan beberapa hal yang menarik, dan bila kurang jelas bisa bertanya kepada pemandu. Sea World tentu bisa melakukan hal yang sama.

Untuk membuat pengalaman kunjungan selalu menjadi sesuatu yang baru, panduan dapat diberikan dalam beberapa variasi. Panduan untuk anak SD misalnya dibedakan dengan panduan untuk dewasa. Panduan untuk kunjungan kelompok keluarga juga bisa dibedakan dengan kelompok dari sekolah. Tema yang ditawarkan pada setiap panduan juga bisa divariasikan. Dengan demikian, kita selalu ingin mengunjungi Sea World untuk mendapatkan sebuah pengalaman baru.

Pendekatan Tematik

Salah satu hal yang membedakan wisata edukasi yang modern dan yang lawas adalah perubahan tema. Sebuah museum yang dikelola dengan cara lama tidak mengubah temanya dari masa ke masa. Kunjungan pertama selalu sama saja dengan kunjungan berikutnya, karena memang tidak ada yang berbeda, baik dari segi koleksi maupun acara. Sea World bisa menempuh cara modern ini untuk membuat dirinya menjadi sebuah tempat kunjungan yang lebih menarik.

Beberapa contoh tema yang bisa diambil misalnya adalah ekologi pesisir, ikan sebagai komoditas, terumbu karang, dan lain-lain. Tema besar bisa dijadikan sebagai tema tahunan, yang bisa dikumandangkan pada setiap ulang tahun Sea World dengan acara yang meriah. Tema-tema inilah yang kemudian menjadi panduan dalam mengorganisir keseluruhan koleksi. Tema-tema ini juga bisa menjadi panduan rencana ke depan untuk melakukan perluasan dan penambahan koleksi. Bila ini dilakukan, Sea World tidak akan menjadi sebuah tempat penyimpanan koleksi yang statis. Ia akan menjadi sebuah tempat belajar yang dinamis dan terus berkembang.

Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi sudah tidak bisa lagi dikesampingkan untuk sektor manapun, termasuk di antaranya wisata edukasi. Informasi tidak lagi hanya bisa dibuat dalam bentuk tulisan dan poster. Sebuah komputer tablet, misalnya, bisa disematkan di depan sebuah akuarium untuk memberikan informasi secara interaktif. Mengingat banyaknya pengunjung yang sudah memiliki telepon genggam pintar, QR code yang di-link ke laman tertentu di website Sea World juga bisa dipakai.

Penggunaan teknologi informasi ini dapat memberikan banyak keuntungan. Ia tidak terhambat oleh batas halaman cetak. Ia juga dapat dibuat interaktif dengan pengunjung, terutama jika menggunakan halaman sentuh. Beberapa fitur yang bisa diunduh seperti wallpaper atau lagu tema juga bisa menjadi penarik bagi pengunjung.

Teknologi informasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat saat ini, khususnya generasi muda. Ia dengan demikian harus diintegrasikan ke dalam wisata pendidikan, baik sebelum kunjungan berupa informasi tempat dan acara, di saat kunjungan berupa informasi koleksi, maupun pasca kunjungan berupa rekoleksi memori.

Acara dan Gimmick

Sebagai sebuah tambahan untuk menyemarakkan suasana, beberapa acara reguler baik bulanan atau tahunan, bisa diadakan. Acara itu bisa saja bisa berupa lomba atau juga pertunjukan. Alangkah baiknya juga, jika lomba atau pertunjukan tersebut bisa menjangkau seluruh kelompok umur. Lomba mewarnai, meskipun cukup klise, tetap cukup menarik untuk anak-anak pra sekolah. Untuk anak usia sekolah yang lebih besar, mungkin bisa diadakan semacam kuis. Lomba mencari ikan juga bisa menjadi pilihan menarik baik bagi anak-anak maupun dewasa. Untuk yang lebih serius, lomba fotografi atau esai juga bisa dijadikan pilihan.

Sarana Pendukung

Sea World sudah memiliki dua sarana pendukung yang membantu sebagai sebuah tempat wisata edukasi. Dua sarana pendukung tersebut adalah perpustakaan dan tempat pemutaran film. Jika kedua diintegrasikan dengan seluruh paket wisata yang sudah dirancang, maka Sea World dapat memberikan sebuah pengalaman wisata edukasi yang menyenangkan sekaligus mencerahkan.

Perpustakaan harus diintegrasikan dalam kunjungan wisata. Jika tidak, ia hanya menjadi tempat tidur atau dikunjungi oleh segelintir orang “nyentrik” saja. Tentu saja, jika perpustakaan sudah menjadi populer, ruangnya harus diperbesar. Sarana teknologi informasi di perpustakaan juga bisa ditambahkan, sebab informasi tidak hanya berupa buku melainkan juga dalam bentuk koleksi audio-visual dan halaman interaktif.

Tema film mungkin juga bisa diperlebar. Film yang diputar mungkin tidak harus selalu film dokumenter, melainkan juga film cerita yang berkaitan dengan kelautan. Film “Finding Nemo” bisa cukup menarik perhatian anak, apalagi jika pemutaran film tersebut diikuti dengan panduan mengenali jenis-jenis ikan dalam film tersebut.

Penutup

Indonesia adalah sebuah negara maritim. Sea World dengan demikian memiliki sebuah posisi yang cukup sentral, karena ia dapat menjadi sebuah sentra wisata pendidikan yang dapat menumbuhkan semangat cinta maritim. Jika ia dikelola secara baik dan profesional, ia bisa menjadi sebuah ikon wisata pendidikan di Indonesia bahkan dunia. Sungguh sayang jika Indonesia dengan kekayaan biota lautnya yang luar biasa, tidak memiliki sebuah etalase untuk memamerkannya kepada seluruh dunia. Tulisan ini hanyalah sesuatu yang kecil yang mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi bagi berkembangnya semangat cinta kelautan di Indonesia. Semoga Sea World akan selalu mendapat tempat bagi para pecinta laut di Indonesia.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.