On Everything

Desember 18, 2008

Fundamentalisme Kristen

Filed under: Tentang Agama — Oni Suryaman @ 8:23 am
Tags: , ,

reading_bibleFundamentalisme telah menjadi fenomena masyarakat modern, terutama sekali setelah peristiwa 9/11. Fundamentalisme seolah menjadi bintang panggung, entah sebagai seorang tokoh protagonis atau antagonis. Perhatian orang terhadap agama pun meningkat pesat. Semua orang memakai kata itu, namun sedikit orang yang memahami apa sesungguhnya arti kata fundamentalisme. Sebelum kita masuk lebih lanjut ada baiknya kita melihat terlebih dahulu makna kata fundamentalisme itu sendiri.

Arti Kata Fundamentalisme

Kata fundamentalisme berasal dari kata fundament, yang berarti fondasi atau dasar. Ada juga kata lain yang kerap kali dipakai sebagai sinonim fundamentalisme, yaitu radikalisme, yang berasal dari kata radix, yang berarti akar. Karena itu fundamentalisme bisa diartikan sebagai sebuah gerakan kembali ke dasar atau kembali ke akar. Dengan demikian, fundamentalisme agama berarti gerakan kembali ke ajaran semula, pada ajaran awal agamanya. Pengertian ini memiliki makna positif, karena jika kita menerima bahwa ajaran agama pada dasarnya adalah baik, maka gerakan kembali ke ajaran semula tentunya juga baik adanya. Pandangan ini pulalah yang banyak dipahami oleh para fundamentalis. Pengertian ini juga kerap disertai makna kembali pada masa keemasan di zaman dahulu di mana agama menduduki posisi sentral, dan umumnya masa yang diacu adalah masa umat pertama yang terbentuk di bawah bimbingan nabinya.[1] (more…)

Desember 4, 2008

Pierre Bourdieu: Bahasa dan Kekuasaan Simbolik

bourdieuBahasa adalah sebuah produk budaya, dan oleh karena itu tidak dapat dilepaskan dari konteks sosialnya. Di dalam buku Languange and Symbolic Power, ia mengkritik adanya bahasa formal atau bahasa murni. Ia keberatan, misalnya, dengan pemisahan antara langue dan parole yang dilakukan oleh Saussure. Bahasa formal itu menurutnya tidak pernah ada. Ia selalu merupakan proses sosial yang kompleks, yang terkait dengan sejarah dan proses sosial setempat.[1]

Pertukaran linguistik, yang adalah sebuah relasi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan, karena ia adalah sebuah konteks sosial, adalah juga sebuah pertukaran ekonomi. Di dalamnya berlaku juga logika ekonomi seperti produsen dan konsumen, modal linguistik, dan pasar di mana orang bisa memperoleh keuntungan baik material maupun simbolik. Dengan kata lain, ujaran tidak hanya untuk dimengerti, melainkan juga adalah sebuah tanda kekayaan (sign of wealth) dan tanda kekuasaan (sign of authority), yang bisa memaksakan sebuah dominasi. Dalam kenyataannya sehari-hari, bahasa jarang dipakai hanya sebagai sebuah alat komunikasi. Di dalam usaha komunikasi tersebut bahkan sering terjadi pertentangan kepentingan antara penyampaian informasi dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan simbolik.[2] (more…)

Blog di WordPress.com.