On Everything

Desember 17, 2007

Melihat Baru Percaya

Filed under: Tentang Filsafat — Oni Suryaman @ 4:29 am
Tags: , , , ,

Tulisan ini disadur dari bab pertama buku “Intelligence Came First

intel.jpgUntuk keperluan sehari-hari kita menerima begitu saja realitas objektif di dunia ini sebagaimana yang kita lihat di sekitar kita. “Melihat baru percaya,” kata kita, atau “Aku melihat dengan mata kepala sendiri,” dan hampir tidak pernah muncul pada kita pertanyaan tentang keakuratan gambar yang terlihat di mata kita. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang kita lihat namun tidak kita percayai, seperti kelinci yang muncul begitu saja di ujung tongkat tukang sulap, dan tipuan-tipuan mata yang lain, dikenali maupun tidak dikenali. Di pihak lain ada hal yang kita percayai meskipun tak dapat dilihat, khususnya bila kita berpola pikir ilmiah—atom dan elektron contohnya.

Organ indra kita, khususnya penglihatan dan pendengaran, sangatlah kompleks, halus dan sensitif. Mereka melayani kita dengan sungguh baik, meskipun ada banyak cara mereka mengecewakan kita. Banyak diantara kita buta warna dengan berbagai variasi, dan bahkan lebih banyak lagi yang mengalami beberapa kerusakan pada sistem optis mata, yang sebagian dapat dikoreksi dengan kaca mata. Tetapi bahkan penglihatan normal yang sempurna merespon hanya sekitar seperdelapan dari lebar spektrum elektromagnetik, dan sensitivitasnya jauh dari seragam bahkan dalam kisaran yang kecil. (more…)

Desember 4, 2007

Parmenides

Filed under: Tentang Filsafat — Oni Suryaman @ 5:12 am
Tags: , ,

parmenides.jpgParmenides adalah seorang filsuf Yunani pra-Sokrates, yang merupakan metafisikawan pertama yang memikirkan tentang apa itu ADA. Ia hidup di Elea, lahir kurang lebih 515SM. Tulisan-tulisannya hanya tersisa dalam bentuk fragmen, yang dapat dilihat di sini. Tulisannya lebih seperti sebuah puisi ketimbang sebuah teks filsafat. Ia banyak dipengaruhi oleh Xenophanes, seorang yang dihormati di kotanya. Ia sendiri adalah pengikut aliran Pythagoras.

‘Tis necessary for thee to learn all things, both the abiding essence of persuasive truth, and men’s opinions in which rests no true belief. But nevertheless these things also thou shalt learn, since it is necessary to judge accurately the things that rest on opinion, passing all things carefully in review. (more…)

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.