Tulisan ini bukanlah tentang “Alexandria”, sebuah film Indonesia dengan judul yang sama, yang popular dengan soundtrack-nya yang diisi Peter Pan, salah satu band papan atas di Indonesia. Alexandria (dalam ejaan Arab dan juga diadopsi oleh bahasa Indonesia adalah Iskandariyah) adalah sebuah kota di pantai utara Afrika, di delta Nil. Namanya diambil dari orang mendirikannya, Alexander Agung (atau dalam ejaan Arab Iskandar Agung). Ia didirikan tiga abad sebelum Masehi, dan masih berdiri sampai sekarang, berganti puluhan warna dan wajah.
Di sana juga pernah berdiri salah satu keajaiban dunia, Mercu Suar Alexandria, yang menyiratkan kehadiran kotanya dari kejauhan di tengah laut. Di sana pernah berdiri Emporium, sebuah pusat perdagangan berskala dunia di jaman antik. Di sana sudah ada Apostases, majalah berkala, berabad sebelum Masehi. Di sana juga pernah bersidang tujuhpuluh tua-tua Yahudi untuk menerjemahkan kitab suci mereka dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani. Dan di sana pernah berdiri Musaeum[1], tempat bersemayam Sembilan Muse[2] yang merasuki para pemikir dunia, yang mau menyinggahinya. Di dalam kompleks Musaeum inilah berdiri perpustakaan terbesar di dunia di jamannya, Perpustakaan Agung Alexandria, yang keharuman namanya tak lekang oleh sejarah. (more…)