Pernahkan Anda bayangkan terlahir di Papua, berkulit hitam legam, berambut hitam keriting kriwil-kriwil kecil? Atau di ujung satunya dari Nusantara di pedalaman Aceh di tengah gerilyawan GAM. Atau di pedalaman Kalimantan di dalam sebuah suku Dayak di sana. Atau di pedalaman Jambi sebagai seorang suku Anak Dalam. Lalu bayangkan begitu Anda mulai tumbuh dewasa dan berhubungan dengan dunia luar, dan dari mereka Anda tahu bahwa Anda terlahir di dalam sebuah wilayah negara bernama Indonesia, dan Anda dengan demikian adalah orang Indonesia. Bila Anda nonton TV, mereka berbicara dengan bahasa yang tidak Anda pakai sehari-hari. Mereka beragama tidak seperti yang Anda anut sehari-hari. Makanan mereka, tidak sama dengan yang Anda makan sehari-hari. Lalu mengapa Anda juga orang Indonesia seperti mereka. Apa artinya menjadi orang Indonesia bagi Anda?
Anda yang membaca tulisan ini sekarang mungkin tidak mengalami kejadian ini, karena Anda terlahir di Jakarta, atau paling tidak di Jawa, atau di daerah yang cukup “beradab” lainnya. Menjadi Indonesia adalah sebuah keseharian bagi Anda. Apa yang Anda lihat di TV tidak berbeda dengan pengalaman Anda. Apa yang Anda baca di koran tidak berbeda dengan apa yang Anda alami. Anda memang orang Indonesia. Di lain pihak, kita, yang sebagian besar memang hidup di Jawa dan berbahasa Indonesia pun sebenarnya seperti demikian. Kita bisa mempertanyakan mengapa kita terlahir sebagai orang Indonesia, bukan orang Jepang, orang Amerika, atau orang Inggris. Mengapa kita terlahir beragama Islam dan bukan beragama Buddha. Semuanya itu tidak kita minta melainkan terjadi begitu saja tanpa bisa memilih. Lalu apa artinya menjadi Indonesia jika kita tidak bisa memilih sama sekali? (more…)