On Everything

Oktober 28, 2008

Menjadi Indonesia

Filed under: Tentang Indonesia — Oni Suryaman @ 8:01 am
Tags: , ,

Pernahkan Anda bayangkan terlahir di Papua, berkulit hitam legam, berambut hitam keriting kriwil-kriwil kecil? Atau di ujung satunya dari Nusantara di pedalaman Aceh di tengah gerilyawan GAM. Atau di pedalaman Kalimantan di dalam sebuah suku Dayak di sana. Atau di pedalaman Jambi sebagai seorang suku Anak Dalam. Lalu bayangkan begitu Anda mulai tumbuh dewasa dan berhubungan dengan dunia luar, dan dari mereka Anda tahu bahwa Anda terlahir di dalam sebuah wilayah negara bernama Indonesia, dan Anda dengan demikian adalah orang Indonesia. Bila Anda nonton TV, mereka berbicara dengan bahasa yang tidak Anda pakai sehari-hari. Mereka beragama tidak seperti yang Anda anut sehari-hari. Makanan mereka, tidak sama dengan yang Anda makan sehari-hari. Lalu mengapa Anda juga orang Indonesia seperti mereka. Apa artinya menjadi orang Indonesia bagi Anda?

Anda yang membaca tulisan ini sekarang mungkin tidak mengalami kejadian ini, karena Anda terlahir di Jakarta, atau paling tidak di Jawa, atau di daerah yang cukup “beradab” lainnya. Menjadi Indonesia adalah sebuah keseharian bagi Anda. Apa yang Anda lihat di TV tidak berbeda dengan pengalaman Anda. Apa yang Anda baca di koran tidak berbeda dengan apa yang Anda alami. Anda memang orang Indonesia. Di lain pihak, kita, yang sebagian besar memang hidup di Jawa dan berbahasa Indonesia pun sebenarnya seperti demikian. Kita bisa mempertanyakan mengapa kita terlahir sebagai orang Indonesia, bukan orang Jepang, orang Amerika, atau orang Inggris. Mengapa kita terlahir beragama Islam dan bukan beragama Buddha. Semuanya itu tidak kita minta melainkan terjadi begitu saja tanpa bisa memilih. Lalu apa artinya menjadi Indonesia jika kita tidak bisa memilih sama sekali? (more…)

Oktober 10, 2008

Pendidikan atau Pelatihan

Filed under: Tentang Pendidikan — Oni Suryaman @ 8:15 am
Tags: , ,

Pertanyaan di atas mungkin terdengar sedikit naif, tidak penting atau malah konyol? Persoalan yang sesederhana itu saja dipertanyakan. Ya jelas beda, pendidikan itu dilakukan di sekolah, namanya juga mendidik. Kalau pelatihan itu diberikan di kursus-kursus, lembaga pelatihan, diklat dan lain-lain. Sekilas jawaban di atas, cukuplah memuaskan. Sekarang saya akan ajukan pertanyaan lanjutannya: sekolah yang ada saat ini itu mendidik atau melatih? Wah, itu bahkan sebuah pertanyaan yang lebih konyol lagi. Ya mendidik dan juga melatih. Mendidik dengan  pelajaran-pelajaran moral dan melatih dengan keahlian-keahlian yang akan dapat dipakai nantinya di dalam dunia kerja. Itulah kelebihan sekolah dibandingkan dengan lembaga-lembaga pelatihan atau kursus. OK, jawabannya saya terima. Pertanyaan berikutnya: apa sih yang diharapkan dari sebuah pendidikan? Nah kalau ini pertanyaannya lumayan. Jawabannya supaya terdengar sedikit elit akan saya ambil dari undang-undang. Menciptakan manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berilmu. OK, pertanyaan berikutnya: apakah kita sudah beriman, bertakwa dan berilmu? Wah kalau itu sih belum sepenuhnya. Pendidikan kita masih morat-marit soalnya. Jadi bagaimana kita membenahi semua ini? Ya kita mulai dari sekolah, anggaran pendidikan dinaikkan, kesejahteraan guru dinaikkan, dsb, dsb.

Sekarang marilah kita kritisi jawaban atas pertanyaan di atas. Pater Drost S.J. pernah membahas persoalan di atas dalam artikelnya beberapa tahun yang lalu dengan judul yang mirip: “Sekolah: Mengajar atau Mendidik?” Menurut beliau jawaban bahwa sekolah melakukan kedua-duanya bukanlah sebuah jawaban karena melarikan diri dari esensi persoalan sesungguhnya. Saya sepenuhnya setuju. Dan dalam tulisan ini saya akan memberikan sebuah tekanan di sisi lain. (more…)

Blog di WordPress.com.