Pertanian telah membawa manusia kepada revolusi pertama. Pertanian memungkinkan manusia untuk mengontrol alam, yang semula tidak dimungkinkan dengan gaya hidup berburu dan meramu. Pertanian memungkinkan manusia untuk mengusahakan tanah secara intensif, tidak lagi tergantung dari musim. Inilah untuk pertama kalinya manusia memiliki surplus dari pencarian makanan. Manusia tidak lagi harus berburu setiap hari untuk makan. Ia hanya perlu bekerja keras untuk bercocok tanam, dan setelah menuai hasilnya ia tinggal bersantai menikmati hasilnya. Berburu di satu pihak memang lebih menyenangkan, karena hanya perlu bekerja 4-5 jam sehari dan setelah itu bersantai. Pertanian di pihak lain melelahkan dan lebih panjang waktu kerjanya, mencangkul, menggemburkan tanah, menanam benih, menyiangi cukup membuat punggung kaku dan tangan kelu, serta tidak ada faktor hiburannya seperti berburu. Tetapi hasil dari pertanian jelas, tidak seperti berburu yang kadang seperti taruhan. Dan manusia mulai berkelimpahan.
Manusia sejak era keberlimpahan ini telah melakukan sebuah perjalanan baru dalam sejarahnya. Mereka mulai tinggal menetap. Mereka juga mampu memberi makan lebih banyak anggota keluarga dibandingkan dengan hanya berburu saja. Jumlah penduduk pun meledak karena daya dukung tanah bertambah. Hasil yang berlimpah memungkinkan ada anggota yang tidak harus bekerja di sektor pertanian. Dari sinilah kelas-kelas baru muncul dalam struktur masyarakatnya: kelas petukang (tools maker), kelas birokrat dan kelas tentara. Meraka tidak perlu Bagian ini akan dikhususkan pada kelas petukang, insinyur-insinyur awal umat manusia. (more…)